Teori VS Pengalaman – Saya pernah percaya bahwa teori bisa menyelesaikan banyak hal dalam hidup ini. Dan kita hidup pada zaman di mana tutorial, tips, dan “ilmu cepat jadi ahli” bisa ditemukan di mana saja terutama di internet dan sosial media.
Banyak orang tampil percaya diri, seolah-olah mereka sudah berpengalaman, padahal sebagian besar hanya mengulang apa yang mereka dengar dari orang lain. Sampai suatu hari saya sadar, kalau teori tidak bisa membeli sebuah pengalaman.
Cerita Singkat yang Mengubah Cara Saya Melihat Ilmu
Di kantor, ada beberapa palet kayu bekas. Saya berniat membongkarnya, memanfaatkan kayunya, dan merasa siap karena sudah melihat cara-caranya lewat teori. Kelihatannya mudah tetapi nyatanya tidak.
Saya mencoba, mendorong, mencungkil, memukul namun hasilnya palet rusak, tenaga habis, dan keringat bercucuran. Saat saya mulai frustrasi, datanglah Pak Aan. Rekan kerja yang sering membuat dan memperbaiki segala yang berhubungan dengan bangunan. Tidak pernah membuat tutorial, tidak pernah memberi tips seperti para konten kreator. Dia hanya bekerja dan bekerja dengan pengalaman yang nyata.
Tanpa banyak bicara, dia mengambil peralatan yang sama dan mulai membongkar palet itu. Gerakannya tenang tapi pasti. Tidak ada kerusakan, tidak ada drama. Semua selesai hanya dalam beberapa menit saja.
Saat itu saya mengerti satu hal, bahwa pengalaman lebih diperlukan dibandingkan hanya sekedar teori.
1. Banyak yang Tahu Cara Bicara, Sedikit yang Tahu Cara Melakukan
Saya sering melihat para konten kreator membagikan “ilmu”, padahal apa yang mereka sampaikan hanya teori kosong yang belum pernah mereka praktikkan. Mereka bicara tentang kesuksesan padahal tidak sukses. Bicara tentang strategi padahal belum pernah mengerjakan. Bahkan ada yang menjual hal-hal ekstrem demi viral, sementara isi ilmunya tidak bisa dipakai.
Orang seperti Pak Aan justru tidak pernah tampil di layar. Tetapi jika Anda ingin belajar tentang menggunakan perkakas dengan benar, dialah yang harusnya dijadikan guru. Karena ada perbedaan besar antara tahu caranya dan pernah melakukannya.
2. Pengalaman Mengajarkan Hal yang Teori Tidak Pernah Sebutkan
Teori bisa memberi gambaran, akan tetapi pengalaman memberi pemahaman dan cara untuk menyelesaikan sesuatu dengan baik
- Pengalaman mengasah insting, tahu kapan harus mengubah teknik atau kapan harus berhenti.
- Pengalaman tidak pernah muncul di teks atau video.
- Pengalaman bisa gagal, mengulang dan mencoba lagi.
- Pengalaman menghasilkan bukti nyata
3. Keahlian Tidak Pernah Datang dari Bicara, Tapi dari Melakukan
Dari pengalaman sederhana membongkar palet, saya belajar bahwa teori hanyalah permulaan. Orang bisa terlihat pintar, bisa terdengar meyakinkan, bahkan bisa viral. Tapi nilai seseorang terlihat dari apa yang mampu ia lakukan ketika teori tidak bisa membuktikan sesuatu.
Dan itulah kenapa pengalaman jauh lebih penting. Karena pengalaman tidak bisa dibeli, tidak bisa dicuri, dan tidak bisa dipalsukan. Pengalaman adalah bukti paling jujur tentang jam terbang/pengalaman seseorang.
